Ki Pande Gelang dan Putri Arum
Putri Arum adalah seorang putri yang cantik. Ia juga memiliki budi pekerti yang baik. Kecantikan Putri Arum telah memikat hati Pangeran Cunihin. Putri Arum tidak menyukai Pangeran Cunihin yang sombong. Namun, ia tidak bisa menolak pinangan sang Pangeran.
Putri Arum khawatir Pangeran Cunihin akan murka.
Ia pun amat sedih dan bingung. Pada suatu hari, Putri Arum berjumpa dengan Ki
Pande yang baik hati. Ki Pande adalah lelaki pembuat gelang yang tinggal di
kampung tersebut.
Putri Arum bercerita tentang kesedihannya. Ki
Pande pun bersedia membantu sang Putri untuk menggagalkan pinangan. Putri Arum
mengajukan syarat, "Kau harus melubangi batu yang besar. Aku ingin melihat
keindahan laut dari lubang batu itu," pinta Putri Arum.
Pangeran Cunihin dengan sombongnya menyanggupi
syarat itu. Waktu yang diberikan Putri Arum adalah tiga hari. Namun, sebelum
waktunya tiba, Pangeran Cunihin sudah menyelesaikan tugasnya.
Putri Arum menjadi takut jika harus menerima
pinangan sang Pangeran. Putri Arum mendatangi lubang batu. "Aku tidak
dapat melihat lubang itu," kata Putri Arum. Pangeran Cunihin menjadi
bingung. Ia mencoba menunjukkan dan masuk ke lubang batu tersebut. Keajaiban
terjadi.
Pangeran Cunihin berubah menjadi seorang lelaki
tua, sementara Ki Pande menjadi muda dan tampan. Ternyata Pangeran Cunihin dan
Ki Pande adalah saudara seperguruan. Pangeran Cunihin telah mencuri ilmu
kesaktian Ki Pande.
Ia juga mengutuk Ki Pande menjadi lelaki tua.
Kutukan itu akan hilang jika Pangeran Cunihin masuk ke lubang batu yang
dilapisi gelang buatan Ki Pande.
Akhirnya Ki Pande dipanggil dengan sebutan Ki
Pande Gelang. Ia menikahi Putri Arum. Mereka hidup bahagia di sebuah desa
tempat Ki Pande membuat gelang. Masyarakat menyebut tempat itu dengan nama
Pandeglang.
Pesan moral dari kisah ini adalah sifat iri hati
dan sombong akan menghancurkan diri sendiri.